Hewan-hewan
menakjubkan yang ada di Indonesia.
Mola mola
Ikan mola-mola di perairan bali sumber gambar :http://id.balibalibeach.com/pantai/ikan-mola-molaa-nusa-penida-bali/ |
Mola-mola atau biasa disebut Sunfish berasal
dari Bahasa Latin “millstone” yang artinya batu gerinda. Julukan ini diberikan
karena bentuk tubuhnya yang menyerupai batu dengan warna abu-abu. Teksturnya
kasar dan bentuk badannya bulat.
Sementara, nama Sunfish yang berarti ikan matahari ini
diberikan karena kegemarannya berjemur. Ikan ini memang alergi air dingin meski
hidupnya di laut. Caranya, ia naik ke permukaan air laut yang tidak terlalu
dalam dan berjemur sembari tiduran setelah menyelam hingga kedalaman 600 meter.
Sinar matahari ini diperlukan untuk menghangatkan tubuhnya
hingga mencapai suhu yang ideal. Para peneliti percaya, kebiasaannya itu
merupakan metode pemanasan sebelum ia menyelam ke laut yang lebih dalam dan
dingin. Maklum, mola-mola tidak akan bisa hidup di bawah suhu 12 derajat
Celcius.
Berjemur, selain berfungsi menghangatkan tubuh, nyatanya
sangat penting bagi mola-mola. Di kulitnya, terdapat parasit yang otomatis
harus dihilangkan. Dengan berjemur, ikan-ikan terumbu karang akan mendekat dan
memakan parasit tersebut. Sementara, burung-burung laut yang datang mengerubuti
akan mematuk parasit itu.
Di dunia, mola-mola tersebar merata di seluruh perairan
hangat. Di Perancis, Jerman, Belanda, Portugal, dan Rusia ia dipanggil “Moon
Fish” karena bentuknya yang menyerupai bulan. Di Indonesia, mola-mola bisa
ditemukan di perairan Nusa Penida, Bali yang kemunculannya sekitar Juli hingga
September. Saat itu, para penyelam dari penjuru dunia akan datang untuk
melihatnya.
Ikan mola mola menjadi ikan yang sangat digemari saat para
penyelam melakukan penyelaman di sekitar laut bali. Karena hewan ini sangat
lamban dan lucu. Para penyelam akan sangat terlihat kecil jika sedang berada di
dekat ikan mola-mola.
Tarsius tarsier
tarsius/tarsier sumber gambar : google image |
Tarsius tarsier (Binatang Hantu/Kera Hantu/Monyet
Hantu) adalah suatu jenis primata kecil, memiliki tubuh berwarna coklat
kemerahan dengan warna kulit kelabu, bermata besar dengan telinga menghadap ke
depan dan memiliki bentuk yang lebar.
Nama Tarsius diambil karena ciri fisik tubuh mereka yang
istimewa, yaitu tulang tarsal yang memanjang, yang membentuk pergelangan kaki
mereka sehingga mereka dapat melompat sejauh 3 meter (hampir 10 kaki) dari satu
pohon ke pohon lainnya. Tarsius juga memiliki ekor panjang yang tidak berbulu,
kecuali pada bagian ujungnya. Setiap tangan dan kaki hewan ini memiliki lima
jari yang panjang. Jari-jari ini memiliki kuku, kecuali jari kedua dan ketiga
yang memiliki cakar yang digunakan untuk grooming.
Yang paling istimewa dari Tarsius adalah matanya yang besar.
Ukuran matanya lebih besar jika dibandingkan besar otaknya sendiri. Mata ini
dapat digunakan untuk melihat dengan tajam dalam kegelapan tetapi sebaliknya,
hewan ini hampir tidak bisa melihat pada siang hari. Kepala Tarsius dapat
memutar hampir 180 derajat baik ke arah kanan maupun ke arah kiri, seperti
burung hantu. Telinga mereka juga dapat digerakkan untuk mendeteksi keberadaan
mangsa.
Tarsius adalah makhluk nokturnal yang melakukan
aktivitas pada malam hari dan tidur pada siang hari. Oleh sebab itu Tarsius
berburu pada malam hari. Mangsa mereka yang paling utama adalah serangga
seperti kecoa, jangkrik, dan kadang-kadang reptil kecil, burung, dan kelelawar.
Habitatnya adalah di hutan-hutan Sulawesi Utara hingga Sulawesi
Selatan, juga di pulau-pulau sekitar Sulawesi seperti Suwu, Selayar, dan Peleng.
Tarsius juga dapat ditemukan di Filipina. Di Taman Nasional Bantimurung
Bulusaraung, Sulawesi Selatan, Tarsius lebih dikenal oleh masyarakat setempat
dengan sebutan "balao cengke" atau "tikus jongkok" jika
diartikan kedalam Bahasa Indonesia.
Tarsius menghabiskan sebagian besar hidupnya di atas pohon.
Hewan ini menandai pohon daerah teritori mereka dengan urine. Tarsius
berpindah tempat dengan cara melompat dari pohon ke pohon. Hewan ini bahkan
tidur dan melahirkan dengan terus bergantung pada batang pohon. Tarsius tidak
dapat berjalan di atas tanah, mereka melompat ketika berada di tanah.
Tapir
tapir, sumber gambar : http://www.elulur.com. |
Tapir adalah binatang herbivora yang memakan dedaunan
muda di sepanjang hutan atau pinggiran sungai. Tapir memiliki bentuk tubuh
seperti babi, telinga yang mirip badak dan moncongnya yang panjang mirip
trenggiling, sementara lenguhannya lebih mirip suara burung daripada binatang
mamalia.Tapir merupakan hewan yang soliter, kecuali pada musim kawinnya.
Aktivitasnya lebih banyak pada malam hari (nokturna). Aktivitas makan biasanya
dilakukan sambil tetap terus berpindah dalam jalur yang berpindah-pindah.
Jangkauan jelajah tapir sangat luas karena mereka cenderung berjalan jauh untuk
menemukan lokasi yang kaya garam mineral.
Sebaran tapir di Asia Tenggara meliputi
bagian selatan Burma, Thailand bagian selatan, Semenanjung Malaysia dan
Indonesia. Bukti-bukti paleontologis menunjukkan bahwa dahulunya sebaran tapir
meliputi Pulau Jawa dan Sumatera. Namun saat ini di Indonesia, tapir hanya bisa
dijumpai di Sumatera, itupun hanya pada bagian selatan Danau Toba sampai ke
Lampung. Hanya ada satu catatan keberadaan tapir di bagian utara Danau Toba
yaitu di Pangkalan Berandan. Tapir umumnya dijumpai pada hutan dataran rendah,
namun beberapa catatan menunjukkan kehadirannya pada daerah sampai ketinggian
2000 m, seperti di Gunung Tujuh (Taman Nasional Kerinci Seblat). Tapir bisa
dijumpai di hutan primer, sekunder, campuran, kebun karet. Beberapa catatan
menunjukkan kehadirannya di kebun sawit dan melintasi pemukiman penduduk ataupun kamp petugas di PHPA.
Komodo
komodo hewan asli indonesia sumber gambar : http://king-animal.blogspot.co.id/ |
Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak
komodo (Varanus komodoensis), adalah spesies kadal terbesar
di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili
Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh
penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora.
Termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera,
komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m.
Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme pulau, yakni
kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau kecil
terkait dengan tidak adanya mamalia karnivoradi pulau tempat hidup
komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil. Karena besar
tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya
hidup.
Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan membuat
mereka populer di kebun binatang. Habitat komodo di alam bebas telah menyusut
akibat aktivitas manusia dan karenanya IUCN memasukkan komodo sebagai
spesies yang rentan terhadap kepunahan. Biawak besar ini kini
dilindungi di bawah peraturan pemerintah Indonesia dan sebuah taman
nasional yaitu Taman Nasional Komodo, didirikan untuk melindungi mereka.
Marsupialia
kanguru pohon sumber gambar: google image |
Marsupialia adalah kelompok mamalia yang betinanya memiliki marsupium (kantong
perut), karena itu dikenal pula sebagai hewan berkantung. Marsupialia
adalah mamalia yang berkembang terpisah awal dari kelompok lainnya (Eutheria).
Betina memiliki dua vagina yang keduanya terbuka secara eksternal
melalui satu lubang tetapi mengarah ke ruang terpisah pada uterus. Jantan
biasanya memiliki penis bercabang dua . Penis hanya mengeluarkan semen dan
bukan urin. Urin dikeluarkan melalui kloaka, seperti reptilian dan unggas
Beberapa hewan yang termasuk marsupialia adalah kanguru dan koala.
Di Indonesia juga terdapat hewan sejenis kanguru yang hidup
dipohon dan lebih dikenal dengan nama kanguru pohon.
0 komentar:
Post a Comment