credit image by http://www.sejarah-negara.com |
Dalam buku yang ditulis oleh
Alfred Russel Wallace berjudul “Kepulauan Nusantara”disebutkan bahwa system tanam
paksa yang dilakukan oleh Belanda terhadap pribumi adalah sebagai sumber
kemakmuran Belanda di Jawa dan pangkal penyalahgunaan kekuasaan di Negeri ini
sebagai akibat perdagangan bebas.
Dalam sketsa singkatnya Alfre
Russel Wallace menjelaskan mengenai perdagangan bebas antara orang eropa dan
penduduk asli.
Pada masa itu kebutuhan
masayarakat pribumi di daerah beriklim tropis hanya sedikit, hanya merupakan
kebutuhan pokok saja, sandang, pangan, papan. Apabila kebutuhan pokok tersebut
telah terpenuhi, masyarakat pribumi segan bekerja untuk mendapatkan penghaslan
tambahan kecuali mereka memiliki kebutuhan mendesak dan rangsangan kuat untuk
bekerja seperti dalam keadaan masa sulit. dengan demikian system perkebunan dan
penanaman yang baru akan sulit untuk dilakukan pemerintah hindia belanda. Namun
akan berbeda jika system penanaman tanaman perkebunan yang baru tersebut
dipaksakan oleh pemimpin mereka. Penduduk pribumi sangat patuh terhadap
pemimpinnya bagaikan kepatuhan seorang anak kepada orang tuanya.
Persaingan perdagangan bebas
eropa mengenalkan penduduk pribumi pada
dua jenis candu pada masa itu, dan dua jenis candu itu memiliki pengaruh kuat. Minuman
keras dan Opium merupakan candu kuat yang sulit ditolak oleh warga Pribumi. Untuk
mendapatkan candu-candu tersebut pribumi harus menjual barang-barang yang
mereka miliki atau bekerja keras kepada pembeli. Godaan lain yang tidak kalah
hebat dan tidak dapat ditolak adalah pembelian barang cicilan yang ditawarkan
oleh pedagang kepada pembeli. Pedagang menawarkan bermacam-macam barang kepada
pembeli berupa baju, perkakas rumah tangga,pisau, gendering, senapan bubuk
mesiu, yang dapat dibayar dengan hasil panen. Yang sudah jadi bahakan hasil
panen yang belum ada sekalipun, dalam istilahnya adalah “Barnen” Bar Panen,
setelah panen. Atau pembeli dapat membayar dengan hasil hutan yang belum di
ambil dari hutan.
Terkadang pembeli tidak dapat
membayar apa yang sudah mereka ambil, karena apa yang mereka beli terlalu
banyak. Pembeli juga sudah lelah karena tidak dapat lagi bekerja terlalu pagi
atau pulang terlalu gelap. Sehingga mereka tidak dapat lepas dari lilitan
hutang, ia akan membayar hutang dengan hutang baru yang akan membuatnya terus
terlilit hutang bertahun-tahun bahkan seumur hidupnya. Sehingga orang yang
berhutang bagiakan budak.
Ironisnya keadaan tersebut tidak
hanya terjadi di indonesia namun di berbagai belahan dunia pada masa itu,
dimana bangsa yang lebih superior berniaga dengan bangsa yang peradabanya lebih
rendah, system perdagangan seperti yang diterapkan para pedagang bebas memang
akan memperluas wilayah perdagangannya, tetapi dapat melemahkan penduduk
pribumi dan menghambat peradaban yang sesungguhnya. Perdagangan semacam itu
tidak akan membawa kemakmuran bagi seluruh negeri. Pemerintahan eropa di negera
jajahan bahkan bisa mengalami kerugian.
System yang dipakai belanda
adalah membujuk rakyat memalui pemimpin mereka agar meluangkan sebagian tanahnya untuk ditanami kopi, tebu
dan produk-produk lainnya yang memiliki nilai jual. Upah tetap yang sangat
rendah dibayarkan kepada buruh tani yang bekerja membuka ladang dan benih
diawah pengawasan pemerintah. Hasil panen kemudian dijual kepada pemerintah dengan
harga murah.sebagian keuntungan bersih yang didapatkan diberikan kepada para kepala
desa sedangkan sisanya dibagikan kepada
petani-petani penanam. Keuntungan setelah
beberapa tahun tanam sangat besar. Keuntungan yang diperoleh bahkan menjadikan
masyarakat mendapat makanan yang cukup, pakaian
yang layak.
System tanam paksa mungkin baik
dan sesuai dengan perkembangan keahlian industry dikalangan masyarakat yang
masih terbelakang, dan menguntungkan bagi Negara yang masih berkembang. Akan tetapi
pelaksanaannya yang kurang sempurna sehingga mengakibatkan penindasan
perbudakan antara pemimpin dan rakyatnya. Dan kejadian ini mungkin sudah
berlangsung ribuan tahun dan tidak dapat dihapuskan begitu saja. sehingga efek kejadian masa lalu sebagian masih terasa di negeri ini, dimana yang memilikk kepentingan lebih tinggi menggunakan rakyat kecil untuk memuluskan setiap rencannya.
Sumber: Buku Alfred Russel Wallace Kepulauan Nusantara "bab 7, Jawa" komunitas Bambu.